Mengetuk Pintu Langit
Allah telah banyak kegagalan yang
aku lalui, namun kau juga telah memberikan banyak keajaiban pada diri ini, Kau
selalu menunjukan saat yang terbaik, diwaktu terbaik, tempat terbaik dan
kawan-kawan terbaik. Masih ingat betul diri ini bagaimana, aku berulang kali
jatuh ketika dulu mendaftar perguruan tinggi setelah lulus SMA. Masih ingat
betul semua pilu yang melanda, pahit yang dirasa, dan semua rasa yang sakit
tiada tara. Hampir-hampir diri ini putus asa untuk melanjutkan hidup, namun kau
selalu memberi cahaya terang dibalik semua kegelapan yang ada.
Allah setelah semua kegagalan itu
terjadi, kau hadirkan cahaya yang terbaik, kau berikan ku tempat belajar yang
terbaik, memberikan ku kawan-kawan yang terbaik, dan menempatkan ku di kampus
tempat ku menempa diri dan mendekatkan ku pada Mu. Allah Kau berikan ku
kesempatan untuk belajar lebih, mengenal dunia lebih, dan membelajarkan makna
kehidupan yang sesusungguhnya. Memang itu bukan yang aku pinta, namun kampus
itu adalah kampus yang aku butuhkan, tempat ku menempa diri lebih dan lebih.
Allah Kau memberikan ku keajaiban
dami keajaiban, yang dulu aku rasa tidak mungkin menjadi mungkin, yang dulu aku
ragukan saat ini menjadi kenyataan, dan kau bimbing diri ini menjadi pribadi
lebih lagi, kau mudahkan semua urusan ku, kau peringan jejak berat jalan ini,
kau hantarakan saura-saudara yang berbaik hati. Allah ingat sekali saat diri
ini diamanahkan menjadi ketua bem, yang aku rasa tak mampu, namun kau jadikan
itu sebagai pembelajaran yang luar biasa, kau mudahkan segala perjalanan
pembelajaran itu. Hingga ketingkat universitas, ketika aku rasa tak mampu
mengemban amanah itu, namun kau memberikan keajaiban-keajaiban yang terduga.
Ingat betul ketika pelaksanaan PPAK yang harus mengatur hingga 6000 mahasiswa
baru, dan juga gejolak organisasi kampus yang luar biasa, namun lagi-lagi
keajaiban itu datang dan memberi ku kemudahan.
Allah engkau memberikan ku
pertolongan berkali-kali, namun kadang hamba ini tak tahu diri. Masih saja
merasa kurang dan kurang, masih marasa saja bahwa engkau tak adil. Allah
maafkan hamba mu ini yang terlalu sombong dan angkuh hingga kadang tak mampu
bersyukur dengan segala ni’mat yang engkau berikan. Izinkan aku untuk terus
mengetuk pintu langit mu, memohon setiap pertolongan-pertolongan dari mu,
memohon keajaiban dari segala pintaku. Allah kepada siapa lagi diri ini mengadu
dan meminta, karena engkau lah pemilik semua kehidupan ini.
Allah mungkin ku hanya datang dan
mengadu ketika diri ini ada masalah, atau kita hamba mu ini ada hajat saja,
semoga diri ini bisa memperbaiki diri lebih dan lebih. Allah hamba mu ini masih
banyak hal yang ingin aku pinta, dan semoga pintaku adalah suatu kebaikan yang
akan mendekatkan diri ini kepadamu. Allah kemarin saya mengikuti seleksi
Beasiswa LPDP, dan memang hamba tak mendapatkan hasil terbaik, namun hamba mu
mohon, beri hamaba kesmpatan untuk lolos dan menjadi bagian dari awardee LPDP.
Ya Allah akan ku ketuk pintu langit itu lagi, seperti dulu kau juga memberikan
ku keajaiban yang tak terkira. Kau berikan ku kesempatan ketika lomba smart
city branding di ITB, salah satu kampus yang hamba idamkan sejak dulu, namun
baru 7 tahun kemudian hamba bisa mengunjungi kampus itu. Dan yang terindah
adalah ketika ku datang dengan kemenangan di kampus impian ku, padahal ku tahu,
dulu pernah ku berfikir aku tak kan menang dan lolos pada tahap selanjutnya, karena
kami dibantai oleh juri atas semua presentasi kami. Namun ketika kami telah
putus asa, kau berikan kami kesempatan dan menjadi salah satu bagian pemenang.
Allah yang maha Rohman, aku mohon
sekali ini lagi kau berikan ku kesempatan, walupun esok pasti aku akan
memintanya kembali, seperti permintaan ku dahulu kala, dan mungkin sampai kapan
pun aku pun akan meminta kepada mu. Allah sekali ini saja, jika saya diterima
dalam beasiswa ini, maka aku dapat kuliah di joga, dan dengan hal itu maka aku
akan bisa lebih dekat dengan orang tuaku, merawat mereka, dan mengunjungi
mereka setiap waktu. Allah jika tahun ini hamba tidak lolos, maka kapan lagi
waktu yang tepat, karena dengan ini hamba bisa kembali ke rumah hamba. Allah
aku tahu dan pernah merasakan kegagalan demi kegagalan. Dahulu selepas SMA,
berapa puluh kampus sudah aku datangi namun hamba yakin itu belum waktu yang
tepat maka kau tidak berikan, namun kali ini ya Allah aku mohon kepadamu, agar
memeberikan kesempatan lebih pada diri ini. Dan semoga jalan ini adalah jalau
yang kau ridhoi, walupun itu mustahil, namun tak ada yang mustahil dengan Mu,
maka sekali lagi, izinkan aku mengetuk pintu langit itu kembali.
Subang, 18 Juli 2018